Sunday, January 12, 2014

Ajang Indonesian Robotic Olympiad (IRO) 2013

peserta IRO 2013
JAKARTA — Sebanyak 400 pelajar SD, SMP, SMA mengikuti ajang Indonesian Robotic Olympiad (IRO) 2013, kompetisi LEGO robotik tingkat nasional. Para peserta ditantang untuk mengadu kreativitas dan ketrampilan memogram robot sesuai tema dan kategori. Pemenangnya mewakili Indonesia di ajang World Robot Olympiad (WRO) 2013 pada November 2013 di Ecovention Ancol.
“Tahun ini Indonesia untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah pengadaan World Robot Olympiad 2013,” kata Fenita, Marketing & Communication Mikrobot, penyelanggara IRO 2013, di Jakarta, kemarin.
Kompetisi ke-10 kalinya bertema ‘World Heritage’ ini mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset dan Teknologi, serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Diharapkan dalam ajang perlombaan robot bergengsi ini para guru dan murid‐murid di Indonesia bisa melihat secara langsung perkembangan teknologi robotika di dunia dan juga perannya dalam pendidikan secara langsung,” katanya.
Salah satu peserta dari SMAN 28 Jakarta menciptakan Restosbot Resik Ngatos – Atos Robot. Robot yang difungsikan untuk membersikan fosil-fosil yang disimpang di museum. Idenya terinspirasi tatkala berkunjung ke Museum Sangiran, yang terawat. Padahal museum ini sangat terkenal di dunia.
“Perawatan fosil-fosil di museum dapat meningkatkan nilai museum itu sendiri. Karenanya, museum juga perlu perawatan bereknologi tinggi,” tutur Hamzah, didampingi Irvan dan Andari, siswa kelas 11 SMAN 28 Jakarta, yang ditemui diajang itu.
Robot ini digerakkan oleh tiga motor, yaitu motor yang menggerakkan alat ke depan ke belakang, motor yang menaikturunkan sikat supaya dapat mengikuti lontur dari fosil, serta motor untuk memutar sikat.
Meski akhirnya, robot yang diciptakan ketiga siswa itu tidak menang, mereka tetap senang karena bisa mengasah kreatifitas dan inovasi. Dua hal yang tak semua bisa dimiliki para pelajar Indonesia.
“Yang jelas kami berusaha menciptakan robot untuk memecahkan masalah. Di sekolah, kami dibiasakan untuk menciptakan robot. Dalam satu tahun saja bisa 10 robot diciptakan untuk berbagai keperluan,” tambah Hamzah tersenyum.

No comments:

Post a Comment